Ta’lim muta’lim

BAB I

PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang

Metode adalah cara atau jalan yang harus di lalui untuk mencapai tujuan tertentu. Belajar bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan, sikap, kecakapan dan keterampilan, serta akan menjadikannya berkepribadian yang baik. Jadi yang di maksud metode belajar adalah cara-cara yang di pakai oleh pelajar atau santri untuk mencapai tujuan tersebut. Kesalahan-keasalahan dalam metode belajar sering dilakukan murid, bukan saja karena krtidaktahuannya tetapi juga disebabkan oleh kebiasaan-kebiasaan yang salah. Keberhasilan dalam belajar di realisasikan dengan adanya perwujudan norama-norma dan nilai positif dalam metote dan pendekatan belajar tersebut. Dari latar belakang tersebut kami merumuskan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut.

 

 

  1. Rumusan Masalah
  2. Apa yang dimaksud dengan niat?
  3. Mengapa kita harus mengagungkan ilmu dan pemiliknya?
  4. Bagaimana cara menghormati guru itu?
  5. Mengapa di dalam menuntut ilmu atau belajar kita harus bersusah payah?
  6. Apa pangkal kesuksesan di dalam melakukan sesuatu itu?
  7. Kamu tidak akan mendapatkan ilmu kecuali dengan enam perkara? Coba sebutkan!
  8. Apa hukum menuntut ilmu itu?

 

 

  1. Tujuan Masalah
  2. Memahami apa yang dimaksud dengan niat.
  3. Memahami cara mengagungkan ilmu dan pemiliknya.
  4. Memahami cara menghormati guru.
  5. Memahami kenapa di dalam belajar harus bersusah payah.
  6. Mengetahui pangkal kesuksesan di dalam melakukan sesuatu.
  7. Memahami enam perkara agar mendapatkan ilmu.
  8. Mengetahui hokum menuntut ilmu.

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

 

(فصل في النية في حال التعلم)

FASAL TENTANG NIAT DAN BELAJAR

 

ثم لا بد له من النيةفى زمان تعلم العلم إذ النية هى الأصل فى جميع الأحوال لقو له عليه الصلاة والسلام إنما الأعمال بالنيات حديث صحيح وعن رسول الله صلى الله عليه وسلم كم من عمل يتصوربصورة أعمال الدنيا ويصير بحسن النية من أعمال الآخرة وكم من عمل يتصور بصورة أعمال الآخرة ثم يصير من أعمال الدنيا بسوء النية.

 

 

Seorang murid harus berniat di masa belajarnya, karena niat adalah inti segala sesuatu. karena niat adalah sumber dari semua keada’an berdasarkan sabda Nabi saw, sesungguhnya segala sesuatu itu bergantung pada niat.

Hadis Sahih dari Rasulullah saw, berapa banyak perbuatan yang berbentuk perbuatan dunia, menjadi perbuatan akhirat karena baiknya niat.

Dan berapa banyak perbuatan yang berbentuk perbuatan akhirat, menjadi perbuatan dunia karena jeleknya niat.

Dan sepantasnya untuk berniat oleh para penuntut ilmu dalam menuntut ilmu agar mendapatkan ridha Allah swt, (di dunia ) dan di negeri Akhirat, menghilangkan kebodohan pada dirinya dan kepada semua orang yang bodoh, menghidupkan agama melanggeng kan islam dengan ilmu.

ولا يصح الزهد والتقوى مع الجهل
Tidak sah berbuat zuhud dan bertaqwa dengan kebodohan.

 

Assaikh Al-Imam yang terhormat Burhanudinyang mendapatkan petunjuk mensenandungkan sebuah syair kepada sebagian mereka (penuntut ilmu)

Kerusakan besar terjadi dari orang Alim yang tidak teratur, dan yang lebih besar lagi kerusakan yang akan timbul dari orang bodoh yang ngaur (tidak mau di bimbing dengan kebenaran)* Keduanya adalah fitnah di seantero alam Menjadi agung bagi keduanya bila bepegang kepada agama dan berniat untuk bersyukur atas segala nikmat akal, dan sehatnya badan, tidak berniat untuk dikagumi di hadapan manusia, dan tidak pula untuk kenikmatan dunia dan terhormat di hadapan Raja dan lain nya. Berkata Muhamad Bin Hasan mudah-mudahan Allah swt, memberikan Rahmat  kepada nya, seandainya semua manusia budak ku niscaya akan ku bebaskan mereka, dan aku terbebas dari menguasai mereka. Barang siapa yang merasakan lezatnya ilmu dan mengamalkan ilmu niscaya sedikit sekali orang yang tertarik dengan apa yang ada pada sesama manusia.

(فصل فى إختيار العلم والأستاذ والشريك والثبات عليه)

FASAL TENTANG MEMILIH ILMU, GURU, TEMAN DAN BERPENDIRIAN TABAH

ينبغى لطالب العلم أن يختار من كل علم أحسنه وما يحتاج إليه فى أمر دينه فى الحال ثم ما يحتاج إليه فى المآل ويقدم علم التوحيد ويعرف الله تعالى بالدليل فإن إيمان المقلد وإن كان صحيحا عندنا لكن يكون آثما بترك الاستدلال واختار العتيق دون المحدثات قالوا عليكم بالعتبق وإياكم والمحدثات وإياك أن تشتغل بهاذا الجدل الذى ظهر بعد انقراض الأكابر من العلماء فإنه يبعد الطالب عن الفقه ويضبع العمر ويروث الوحشة والعداوة وهو من اشراط الساعة وارتفا ع العلم والفقه كذاورد فى الحديث

 

Dan sepantasnya bagi para penuntut ilmu untuk memilih dari tiap-tiap ilmu yang terbaik, dan apa yang menjadi kebutuhan nya dalam urusan agamanya pada sa’at sekarang, kemudian apa yang dia butuhkan pada masa yang akan datang, dan mendahulukan ilmu tauhid dan mengetahui Allah swt, dengan dalil, maka sesungguhnya  iman orang yang bertaklid, sekalipun benar menurut  kita akan tetapi menjadi berdosa karena meninggalkan dalil dan hendaklahyang lama(terdahulu) bukan ilmu yang baru/ modern, mereka berkata hendaklah kalian mempelajari ilmu yang lama dan jauhilah ilmu yang baru, dan  jauhilah jangan sampai menyibuk kan diri dengan berdebat, karena  hal ini yang nampak setelah tidak adanya Ulama’-Ulama’ besar, sesungguhnya hal itu menjauhkan para penuntut ilmu dalam memahami (ilmu) serta menyia-nyia kan umur,  dan dapat melahirkan kebingungan dan permusuhan, sedangkan hal itu termasuk tanda-tanda kiamat, yaitu dengan terangkatnya ilmu dan pemahaman  (dalam agama), seperti itulah disebutkan didalam hadis.

 

وقيل إنه لعلى ابن أبى طالب كرم الله وجهه ألا لاتنال العلم إلابستة سأنبيك عن مجموعها ببيان

 ذكاء وحرص واصطبار وبلغة وإرشاد أستاذ وطول زمان

dikatakan sair itu dari Sayyidina Ali bin Abi Tolib Karrama Allhu wajhahu: Ketahuilah tidak akan ilmu itu dapat di raih, kecuali dengan enam hal, akan aku beritahukan kamu keseluruhan nya dengan terang.

1.Cerdas,

2.Rakus dengan ilmu,

3.Tabah

4.Biaya

5.Petunjuk sang guru dan

6.Panjang waktu.

 

Adapun memilih teman, maka sepantasnya untuk memilih teman yang bersungguh-sungguh, wara’, yang memiliki tabiat yang lurus dan mengerti. Dan hendaklah menjauhi orang-orang malas,  pengangguran, banyak ngomong, banyak membuat kekacauan, suka memfitnah.     Di katakan tentang seseorang, jangan kamu tanyakan, tapi Tanya siapa temannya. karena sesungguhnya teman dengan temannya saling ikuti.jika temannya itu berprilaku jelek maka jauhilah dia dengan cepat.

Jika teman nya itu berperilaku baik maka temanilah dia, maka  kamu akan dapat petunjuk. Di senandungkan sebuah sya’ir, jangan kamu berteman dengan orang-orang malas pada perilakunya.

Berapa banyak orang yang soleh menjadi rusak dengan rusaknya orang lain  (yang menemaninya) kerusakan yang merambah dari orang bodoh kepada orang pinter cepat sekali  seperti barak api yang di letakkan diatas abu maka akan jadi cepat  membara.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

(فصل  في تعظيم العلم وأهله)

FASAL TENTANG MENGAGUNGKAN ILMU DAN PEMILIK ILMU

 اعلم بأن طالب العلم لاينال العلم ولاينتفع به إلا بتعظيم العلم وأهله وتعظيم الأستاذ وتوقيره

 

Ketahuilah bahwasanay penuntut ilmu itu tidak akan mendapatkan ilmu dan tidak bermamfa’at untuk nya kecuali dengan mengagungkan ilmu dan pemilik nya, menghormati guru dan memuliakan nya.

Dikatakan tidaklah sampai orang yang sampai melainkan dengan menghormati, dan tidak lah jatuh berguguran orang yang jatuh (dalam kegagalan orang yang gagal) melainkan karena meninggalkan hormat dan pengagungan.

Dikatakan hormat itu lebih baik dari pada taqwa, tidak kah kamu perhatikan bahwasanya manusia tidak jatuh kafir karena berbuat maksiat tetapi sesungguhnya mereka kafir karena tidak menghormati.

 

 

Dan diantara cara mengagungkan ilmu adalah mengagungkan guru.

قال على كرم الله وجهه أنا عبد من علمنى حرفا واحدا إن شآء باع إن شآء أعتق وإن شآء إسترق

Telah berkata Ali Kar-rama Allohu wajhahu, saya siap menjadi budak orang yang mengajar saya satu hurup, jika dia mau, boleh menjual saya, jika dia mau, boleh membebaskan saya, jika dia mau, boleh menjadikan saya tetap sebagai budak nya.

saikh Alimam sadiduddin Assairozi berkata, telah berkata sekh kami  barang siapa yang ingin anaknya menjaddi orang alim  maka sepantasnyalah menjaga orang asing diantara fara fuqaha’ kemudian memuliakan dan mengagungkan mereka dan memberikan mereka sesuatu seandainya anaknya tidak jadi orang alim boleh jadi cucunya yang alim.

Diantara cara menghormati guru adalah jangan berjalan di hadapan guru, jangan duduk di tempat duduknya guru, jangan lancang memulai pembicara’an didekat guru kecuali dengan izin nya, jangan banyak ngomong didekat guru, jangan menanyakan sesuatu ketika guru sedang lelah (yang dapat menimbulkan rasa bosan kepada guru), hendaklah menjaga waktu jangan mengetuk pintu (guru) tetapi hendaklah bersabar, dan menjauhi murka nya (guru) menjalankan perintahnya pada yang bukan ma’siat kepada Allah swt, karena tidak boleh ta’at kepada sesama mahluk kalau membawa ta’at kepada sang khalik. Diantara cara menghormatinya adalah dengan menghormati anak-anak nya dan orang yang ada hubungan dengan nya.

 

 

(فصل فى الجد والمواظبة والهمة)

*FASAL TENTANG BERSUNGGUH SUNGGUH DAN TERUS MENERUS SERTA KEMAUAN YANG TINGGI*

ثم لا بد الجد والمواظبة والملازمة لطالب العلم وإليه الإشارة فى القران فى قوله تعالى والذين جاهدوا فينا لنهدينهم سبلنا.

وقيل من طلب شيأ وجد وجد من قرع الباب ولج ولج.

 

Kemudian harus bersungguh-sungguh, terus-menerus, dan tidak putus-putus dalam menuntut ilmu, kepadanya isyarat didalam Al-qur’an sebagaimana Firman Allah swt: Dan orang-orang yang berjuang dijalan kami sungguh kami menunjukan ke pada mereka jalan kami.

Dikatakan, siapa yang mencari sesuatu lalu bersungguh-sungguh maka pasti mendapatkan, siapa yang mengetuk pintu bertubi-tubi maka pasti (pintu itu) akan terbuka.

 

والرأس فى تحصيل الأشياء الجد والهمة

     Pangkal kesuksesan dalam segala sesuatu adalah bersungguh-sungguh dan kemauan yang tinggi.

وعن النبي عليه الصلاة والسلام أنه قال ثلاثة يبغضهم الله تعالى من غير جرم الأكول والبخيل والمتكبر والتأمل في مضار كثرة الأكل وهى الأمراض وكلالة الطبع قيل البطنة تذهب الفطنة

Dari Nabi saw, bahwasanya ia bersabda: Ada tiga perkara yang sangat di benci oleh Allah swt, selain dosa, orang yang banyak makan, orang yang bakhil, dan orang yang sombong, dan renungkan tentang mudarat yang ditimbulkan oleh banyak makan, yaitu sakit, makan yang banyak sehingga menjadi kebiasaan, dikatakan terus-menerus kenyang dapat menghilangkan kecerdasan.

 

Dihikayatkan dari Jalinus bahwasa nya ia berkata deliman adalah bermanfa’at seluruhnya, dikatakan ikan lebih baik dari deliman yang banyak, padany dapat menghabikan harta, makan yang melampaui kekenyangan memudaratkan semata-mata dan berhaklah mendapatkan siksa di negeri akhirat, dan banyak makan menimbulkan kemarahan didalam hati dan jalan untuk mengurangi makan adalah dengan memakan yang berlemak dan mendahulukan untuk memakan yang lembut, dan yang lebih disukai dan mendahulukan makanan yang sangat diminati, dan janganlah makan bersama orang-orang yang sangat lapar, kecuali ada baginya tujuan yang benar pada maslah banyak makan dengan memperkuat dengan (banyak makan) kuat puasa, solat, dan bagi perbuatan yang sangat berat maka hal itu boleh.

 

 

(فصل في بداية السبق وقدره وترتيبه)

“FASAL TENTANG MEMULAI BELAJAR, BATASAN DAN URUTAN NYA”

 

كان أستاذنا شيخ الإسلام برهان الدين يوقف فى بداية السبق على يوم الأربعاء وكان يروى فى ذلك حديثا فيستدل به يقول قال رسول الله صلى الله تعالى عليه وسلم ما من شىء بدىء فى يوم الأربعاء إلا وقد تم.

 

guru kami Saikhul Islam Burhanuddin tepat memulai belajar pada hari Rabu, dan adalah dia meriwayatkan pada hari itu juga sebuah hadis, kemudian dia jadikan sebagai dalil dengan nya, dia berkata, telah bersabda Rasulullah saw, tidaklah dari sesuatu yang di mulai pada hari Rabu melainkan pasti sempurna (tamat).

 

Seperti itu yang dia lakukan oleh Abu Hanifah,  dia meriwayatkan hadis ini dari gurunya Asaikh Al-Imam Al-Ajal Quwwamuddin Ahmad  Bin Abdurrasid dan aku dengar dari orang yang aku percaya, bahwasanya Saikh Abu Yusuf Al-Hamdani dia memulai setiap pekerjaan dari pekerjaan-pekerjaan yang baik pada hari Rabu, dan ini karena hari Rabu adalah hari diciptakan padanya cahaya yaitu sial pada hak orang-orang kapir, maka hal itu menjaddi barokah bagi orang-orang Mukmin.

 

Sepantasnya memulaibelajar dengan sesuatu yang lebih mendekati kepada pemahaman nya, adalah Saikh Al-Imam Al-ustaz Syarafuddin Al-Ukaili berkata yang benar menurut aku pada masalah ini apa yang dilakukan oleh Guru-Guru kami maka sesungguhnya mereka memilih untuk memulai belajar dengan kitab yang kecil lagi ringkas karena itu yang mendekati kepada pemahaman dan mendabhit dan jauh dari kebosanan yang banyak terjadi.

Dan sepantasnyalah untuk menggantungkan pelajaran setelah mendabhit dan banyak  mengulang maka sesungguhnya hal itu sangat bermamfa’at, dan si murid jangan menulis sesuatu  yang dia sendiri tidak  memahaminya, karena hal itu membuat dirinya jadi bosan dan menghilangkan kecerdasan dan menyia-nyiakan waktunya.

Dan sepantasnya penuntut ilmu bersungguh-sungguh untuk memahami apa yang di sampaikan oleh gurunya atau dengan merenungkan dan memikirkan serta banyak mengulang-ulang, karena sesunguh nya bila sedikit belajar,  banyak mengulang-ulang dan merenungkan, maka akan dia dapatkan (ilmu) dan pemahaman.

قيل حفظ حرفين خير من سماع وقرين وفهم حرفين خير من حفظ وقرين وإذا تهاون فى الفهم ولم يجتهد مرة أو مرتين يعتاد ذلك فلا يفهم الكلام اليسير.

 

Dikatakan menghafal dua huruf lebih baik dari pada mendengarkan dua lembar, memahami dua huruf lebih baik dari pada menghapal dua lembar, bila meremehkan pemahaman dan tidak mau bersungguh-sungguh satu kali atau dua kali akan membuat kebiasa’an yang demikian itu, maka dia tidak akan dapat memahami kalimat yang mudah/pendek.

Maka sepantasnya bagi penuntut ilmu  untuk bersungguh sungguh dan berdoa kepada Allah swt, merendah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha menerima doa orang-orang yang berdoa kepadaNya, mensenandung kan kita oleh Sekh Al-Imam Al-Ajal quwamuddin Hammad bin Ibrahim bin Ismail Assopari sebagai imlak bagi Alqodi Al-khalil bin Ahmad As-sajrazi berkhidmatlah kepada ilmu dengan khidmat yang mendatangkan faidah

Dan tetaplah mempelajarinya dengan cara-cara yang terpuji. Bila kamu telah menghafal suatu pelajaran maka ulanglah. kemudian perkuatlah dengan sekuat-kuatnya. kemudian gantunglah agar kamu dapat mengulanginya, dan dalam mempelajarinya harus berkekalan.  Dan bila kamu merasa aman dari nya dan tidak akan luput padanya, maka masuklah kepada pelajaran baru dengan mengulang-ulang pelajaran terdahulu dan puaslah dengan keadaan ini, kelebihan nya disampaikan, kepada orang banyak dengan ilmu dapat dihormati. Janganlah seperti orang yang punya akal yang jauh, jika ilmu di sembunyikan kamu dijadikan lupa sehingga kamu tidaklah diliat melainkan seperti orang-orang jahil dan bodoh, kemudian dibelenggu pada hari kiamat dengan belenggu dari neraka. Dan di bakar dengan azab yang sangat pedih.

Dan haruslah bagi penuntut ilmu untuk selalu muzakarah(diskusi)  dan dialog dan sepantasnya dilakukan dengan kesadaran, tenang, dan merenungkan, hendaklah menjauhi dari gerakan/perbuatan yang kurang baik,

sesungguhnya, berdialog, berdiskusi, bermusyawarah adalah untuk mengeluarkan (mencari) kebenaran, yang demikian itu hanya dapat  diraih dengan merenungkan.

 

(فصل في التوكل)

“FASAL TENTANG TAWAKKAL

 

ثم لا بد لطالب العلم من التو كل في طلب العلم ولا يهتم لأمر الروق ولا يشغل قلبه بذلك.

 

          Kemudian haruslah bagi penuntut imu bersifat tawakal dalam menuntut ilmu, jangan memperhatikan urusan rizki dan jangan sibuk hatinya dengan yang demikian itu.

         Telah meriwayatkan oleh Abu Hanifah dari Abdullah bin Hasan Azzubaidi sahabat Rasululah saw, siapa yang memperdalam tentang ilmu agama, maka Allah akan cukupkan/dapat menggapai cita-citanya dan Allah akan anugerahkan rizki dari jalan yang tidak di duga-duga, maka sesungguhnya orang yang menyibukkan hatinya dengan urusan rizki untuk makanan dan pakaian nya maka sedikitlah kesempatannya untuk mendapatkan akhlak yang mulia dan ketinggian perkara. Maka dikatakan  tinggalkan lah kemulia’an jangan di cari-cari.

       Duduklah dengan  tenang maka kamu akan diberi makan dan berpakaian. Berkata seorang laki-laki kepada Mansur Al-halaj berilah aku wasiat, dia (Mansur Al-Halaj) menjawab itu nafsumu kalau kamu tidak tundukkan maka dia yang menunduk kan kamu.

       Maka sepantasnyalah bagi tiap-tiap orang untuk menunduk kan nafsunya dengan amal-amal yang baik, sehingga dia tidak di tundukkan oleh hawa nafsunya, dan janganlah orang yang berakal memperhatikan urusan dunia dan badan, karena keinginan dan kesedihan tidak dapat menolak musibah dan tidak bermanfaat bahkan memudaratkan hati, aqal, badan dan membuat nya tidak dapat berbuat baik.

Dan hendaklah mengutamakan urusan akhirat karena hal itu yang bermamfa’at, adapun sabda Nabi saw, karena sesungguhnya diantara dosa itu ada dosa yang tidak dapat dilebur kecuali dengan memperhati kan kepentingan kehidupan, yang dimaksud dari padanya adalah ukuran nya tidak merusak amal yang baik.

Jangan menyibukkan hati dengan suatu kesibukan yang dapat membuatnya tidak menghadirkan hati (ingat kepada Allah) didalam solat, maka sesungguhnya yang demikian itu adalah ukuran,  perhatian, keinginan,  tujuan akhirat, dan harus bagi penuntut ilmu untuk mengurangi urusan duniawi dengan ukuran dia dapat leluasa, karena itu mereka telah memilih untuk meng asingkan diri.

ولابد لطالب العلم من تحمل المشقة والنصب فى سفر التعلم كما قال موسى عليه الصلاة والسلام فى سفر التعلم ولم ينقل عنه ذلك فى غيره من الأسفار لقد لقينا من سفرنا هذا نصبا ليعلم أن سفر التعلم لا يخلو عن التعب لأن طلب العلم أمر عظيم وهو أفضل من الغزوات عند أكثر العلماء والأجر على قدر التعب والنصب فمن صبر على ذلك وجد لذة العلم تفوق سائر لذات الدنيا

 

Dan haruslah bagi penuntut ilmu menanggung kesulitan dan yang  melelahkan dalam perjalanan mencari ilmu, sebagaiman dikatakan oleh Nabi Musa as, dalam perjalanannya untuk belajar, tidak menukil pada yang demikian itu pada yang lain nya dari beberapa musafir sungguh kami menemukan/merasa kan dalam musafir kami ini kelelahan. Agar diketahui bahwasanya perjalanan dalam menuntut ilmu tidaklah sunyi dari rasa lelah, karena menuntut ilmu adalah persoalan besar dan lebih afdhal dari pada beberapa peperangan menurut pendapat kebanyakan ulama, dan apa hal yang sesuai dengan lelah, maka siapa yang bersabar atas yang demikian itu dia akan mendapatkan kelezatan ilmu melebihi seluruh kelezatan dunia.

 

 

 

 

(فصل في وقت التحصيل)

“FASAL TENTANG WAKTU UNTUK MENDAPATKAN ILMU”

 

Dikatakan, waktu belajar dari buaian ibu sampai liang lahad, masuk Hasan Bin Ziyad untuk memperdalam ilmu agama, usianya delapan puluh tahun

Dia tidak pernah tidur malam selama empat puluh tahun, lalu berfatwa setelah itu empat puluh tahun.

 

وأفضل الأوقات شرج الشباب ووقت السحر وبين العشائين

 

Seafdhal-afdhal waktu (belajar) pada masa muda dan paa waktu tengah malam dan antara magrib dan isya’.

Dan sepantasnyalah untuk menghabis kan seluruh waktu nya, bila terasa bosan pada satu bidang ilmu, maka hendaklah menyibuk kan diri dengan ilmu yang lain

وكان ابن عباس رضى الله تعالى عنهما إذا مل من الكلام يقول هاتوا ديوان الشعراء وكان محمد ابن الحسن لا ينام الليل وكان يضع عنده دفاتر.

وكان إذا مل من نوع ينظر فى نوع آخر وكان يضع عنده الماء ويزيل نومه بالماء.

وكان يقول النوم من الحرارة فلابد من دفعه بالماء البارد.

 

Dan Ibnu Abas Mudah-mudahan Allah meredai keduanya, bila dia merasa bosan pada ilmu kalam, dia berkata datangilah oleh kalian ketempat penyimpanan syair oleh para penyair, dan Muhammad bin Al-hasan Tidak pernah tidur malam, dia menaruh didekatnya buku tulis dan bila dia merasa bosan pada satu macam  ilmu

 

Dia melihat kepada bidang ilmu yang lain dia menaruh di dekatnya air, dia menghilangkan rasa ngantuknya dengan air.

Dan dia berkata tidur itu adalah datang dari rasa panas, maka harus diatasi dengan air yang dingin.

 

 

 

(فصل فى الشفقة والنصيحة)

*FASAL TENTANG KASIH SAYANG DALAM –MENUNTUT ILMU- DAN NASEHAT*

 

وينبغى أن يكون صاحب العلم مشفقا ناصحا غير حاسد فالحسد يضر ولا ينفع وكان أستاذنا شيخ الإسلام برهان الدين رحمه الله تعالى عليه يقول قالوا إن ابن المعلم يكون عالما لأن المعلم يريد أن يكون تلاميذه فى القرآن علماء فببركة اعتقاده وشفقته يكون ابنه عالما

Sepantasnya bahwa orang yang memilki ilmu, memilki rasa kasih sayang, suka menasehati, tidak hasad, karena sesungguhnya sifat hasad itu memudaratkan dan tidak bermamfa’at,  dan adalah guru kita Saikhul Islam Burhanuddin mudah-mudahan Allah swt, merahmatinya dia berkata para Ulama’ telah berkata sesungguhnya anak sang guru menjadi alim karena sang guru menginginkan murid-muridnya di dalam Al-qur’an menjadi Ulama’ maka dengan berkat I’tikad dan kasih sayang (kepada murid-muridnya)  anaknya menjadi Alim.

 

Dan dihikayatkan bahwasanya Sadrul Islam Burhanuddin Al-Aimmah menjadikan waktu belajar untuk anak nya Assadrussahid Hisyamudin dan Sadru AL-Said Tajuddin waktu agak siang setelah mengajar kepada murid-muridnya yang lain kemudian dia berkata, sesungguhnya tabi’at kebiasaan kami waktu yang agak siang minat kami terasa bosan, berkata bapak dari keduanya, sesungguhnya anak orang-orang asing yang datang dari jauh maka harus saya mendahulukan pelajaran nya, maka dengan berkat kasih sayang nya, maka anaknya menjadi faqih (alim) melebihi  kebanyakan ahli fiqih lain nya yang ada di muka Bumi pada masa itu.

 

Tentang fiqih sepantasnya jangan berdebat dengan seseorang, dan jangan berbantah-bantahan dengan nya karena hal itu menyia-nyiakan waktu, dikatakan orang yang bebuat baik akan di berikan balasan dengan kebaikan nya dan orang yang jahat akan dibalah sesuai dengan jahatnya mensenandungkan sebuah syair ke padaku oleh Assaikh Al-Imam yang terhormat yang zuhud dan Arif (kepada Allah) Ruknuddin Muhammad bin Abi Bakar yang di kenal dengan Imam Hawahirzahidihi Almufti semoga rahmat Allah tertuang kepadanya, berkata telah mensenandungkan kepadaku oleh Sultonus Sari’ah Yusuf Al-Hamdani syair ini, biarkanlah seseorang jangan kau balas atas perbuatan nya yang jelek, cukuplah kepadanya apa yang ada pada dirinya dan apa yang telah dia lakukan.

 

 

(فصل في الاستفادة)

*FASAL TENTANG MENGAMBIL PELAJARAN*

 

وينبغى أن يكون طالب العلم مستفيدا في كل وقت حتى يحصل له الفضل وطريق الاستفادة أن يكون معه في كل وقت محبرة حتى يكتب ما يسمع من الفوائد العلمية.

 

Dan sepantasnya terhadap penuntut ilmu mengambil pelajaran pada setiap waktu sampai mendapatkan akan kelebihan ilmu, dan jalan mengambil pelajaran adalah, agar selalu bersamanya setiap waktu membawa tinta, sehingga dapat menulis apa saja yang dia dengar dari berbagai faidah ilmu.

 

قيل من حفظ فر ومن كتب شيئا قر

        Dikatakan siapa yang menhgapal maka (hapalan nya) akan hilang dan siapa yang menulis sesuatu (maka tulisan nya) akan tetap.

 

Dan dikatakan ilmu adalah apa yang di ambil (didengar) dari mulut nya orang-orang  yang banyak ilmunya, karena bahwasanya mereka senantiasa menjaga/menghapal sebaik-baik apa yang dia dengar, dan aku mendengar Assaikh Al ustaz Zainul Islam yang dikenal dengan Al-Adib Al-Mukhtar, berkata Hilal bin Yasar aku meliatNabi saw, bersabda kepada para sahabatnya sesuatu tentang ilmu dan Al-hikmah.

Maka aku katakan Wahai Rasulullah ulanglah untukku apa yang engkau sampaikan kepada mereka,  Nabi bersabda kepadaku apakah kamu membawa tinta (pena).

Aku menjawab,  aku tidak membawa tinta (pena) lalu Nabi saw, bersabda .

 

‘’Hai Hilal jangan kamu berpisah dengan tinta (pena) karena padanya ada kebaikan dan pada orang yang membawanya sampai hari kiamat, dan memberikan wasiat oleh Sadrussahid Hisamuddin kepada Anaknya Samsuddin agar menghapal setiap hari sedikit saja dari pada Ilmu dan hikmah, karena sesungguhnya hal itu memudahkan dan dalam waktu yang dekat akan menjai banyak,  Ishom bin Yusuf membeli pena dengan harga sati dinar, untuk menulis apa yang dia dengar langsung, umur ini terbatas sedangkan ilmu tidak ada batas.

Maka sepantasnyalah untuk tidak menyia-nyiakan waktu dan kesempatan, dan hendaklah menggunakan malam dan tempat khaluat. Dari Yahya bin Muaz Arrozi  Malam itu panjang maka jangan di perpendek dengan tidurmu, siang itu terang maka jangan kamu kotori dengan dosa-dosamu.

 

Sepantasnya para penuntut ilmu memanpa’atkan (waktu belajar) kepada para Sekh dan mengambil ilmu pada mereka, kerena tidaklah setiap apa yang luput didapatkan. Sebagaiman dikatakan oleh guru kita Saikhul Islam pada guru-gurunya berapa banyak guru-guru besar, dalam ilmu dan karunia kelebihan yang telah ku jumpai tapi tidak mengambil sesuatu yang baik dari padanya, aku katakan atas apa yang luput tersebut, aku menggubah bait sair ini.

 

Sayang seribu sayang aku terlambat dan tak mendapatkan apa-apa dari yang pana, yang terlewati dan terluputi tak mesti bisa didapati.

Bersendagurau adalah tercela kecuali dalam menuntut ilmu, karena harus bagi penuntut ilmu untuk bersenda gurau dengan guru dan dengan teman-teman serta yang lain nya untuk mendapatkan ilmu dari mereka.

 

 

 

 

 

 

 

(فصل فيما يورث الحفظ وفيما يورث النسيان)

FASAL TENTANG HAL-HAL YANG MEWARISI KUAT HAPALAN DAN HAL-HAL YANG MEWARISI SIFAT PELUPA

 

وأقوى أسباب الحفظ الجد والموا ظبة وتقليل الغذاء وصلاة الليل وقراءة القرآن من أسباب الحفظ

Yang paling kuat sebagai penyebab kuat hapalan adalah bersungguh-sungguh dan terus-menerus, sedikit kan makan, melakukan solat malam, membaca Al-qur’an termasuk bagian dari sebab yang memperkuat hapalan.

 

قيل ليس شيء أزيد للحفظ من قراءة القرآن نظرا وقراة القرأن نظرا أفضل لقوله عليه الصلاة والسلام أفضل أعمال أمتى قراءة القرآن نظرا

“Dikatakan tidak ada sesuatu yang melebihi dalam kuat hapalan dari pada membaca Al-qur’an dengan meliat mushap, karena membaca  Al-qur’an dengan meliat langsung lebih afdal, sebagaimana sabda Nabi saw, seapdal-apdal amalan umatku adalah membaca Al-Quran dengan meliat langsung.

 

Saddad bin Hakim memimpikan  sebagian dari saudara-saudaranya setelah dia meninggal, maka dia (Saddad) berkata kepada saudara nya, apa yang kamu temukan paling bermamfa’at untukmu, saudaranya menjawab membaca Al-Qur’an dengan cara meliat langsung dan dia membaca, ketika mengangkat Al-Qur’an Dengan (menyebut) Nama Allah, Maha Suci Allah, segala Puji Milik Allah Tiada Tuhan selain Allah, Allah yang Mah Agung, Tiada Daya dan Upaya melainkan Daya Dan Upaya dari Allah yang Maha Tinggi dan Maha Agung , yang Maha Perkasa, Yang Maha Alim sebanyak tiap-tiap hurup yang telah tertulis dan yang sedang dan akan tertulis selama-lamanya sepanjang zaman.

 

Dan berkata setelah  menulis, Aku beriman kepada Allah Yang Maha Esa, Maha Tunggal, tidak ada sekutu baginya dan Aku kafir kepada selain Allah, memperbanyak Solawat kepada Nabi saw, karena hal itu adalah zikir kepada semesta Alam.

 

 

 

(فصل فيما يجلب الرزق وما يمنع الرزق وما يزيد فى العمر وما ينقص)

“FASAL TENTANG HAL-HAL YANG MENDATANGKAN RIZKI DAN YANG MENGHALANGI RIZKI, DAN APA YANG MENAMBAH UMUR DAN MENGURANGI UMUR”

 

Kemudian harus bagi para penuntut ilmu dari pada makanan pokok, dan mengetahui apa yang menambahkan (ilmu) kepadanya dan apa yang menambah umur, sehat agar berpeluang dalam menuntut ilmu,  pada masing-masing dari yang demikian itu,  mereka para ulama’ menyusun beberapa kitab dan ku sebutkan disini secara singkat.

 

قال رسول الله صلى الله تعالى عليه وسلم لايرد القدر إلا الدعاء ولا يزيد فى العمر إلا البر

       Telah bersabda Rasulullah saw, tidak ada yang dapat menolak kada’ dan kadar Allah kecuali doa, dan tidak ada yang dapat menambah umur kecuali kebaikan. Sungguh seseorang dihalangi mendapat rizki karena dosa yang menimpanya, telah tetaplah hadis ini, bahwa perbutan dosa sebab yang menghalangi rizki. Khususnya berbohong, karena kebohongan mewarisi kemelaratan. Sungguh telah datang padanya hadis khusus. Begitu juga tidur diwaktu subuh menghalangi datang nya rizki dan terlalu banyak tidur melahirkan kemelaratan dan juga kemelaratan ilmu.

 

berkata  orang–orang yang berkata:

 

“Kebahagia’an orang dalam memakai pakaian dan menghimpun ilmu, sehingga meninggalkan tidur, dan berkata bukankah termasuk kerugian bahwa malam-malam nya lewat tampa mampa’at?, sedangkan umur tetap berjalan. Berkata yang lain nya bangun malamlah kamu wahai penuntut ilmu mudah-muahan kamu diberikan petunjuk, berapa malam kamu tidur melulu sedangkan umurmu terus berlalu, tidur dengan telanjang, kencing dengan telanjang, makan sambil bertelekan kearah samping, meremehkan makanan yang jatuh dari dulang, membakar kulit bawang, menyapu rumah di waktu malam, membiarkan sampah di rumah, berjalan dihadapan Sekh, memanggil kedua orang tuanya dengan nama keduanya, menyelang-nyelangi gigi dengan benda keras, membasuh tangan dengan dicampur tanah dan debu, duduk didepan pintu, bertelekan pada salah satu daun pintu, wudu’ di tempat istirahat, menjait pakaian yang sedang dipakai di badan, mengeringkan/mengusap muka dengan pakaian, membiarkan sarang laba-laba di rumah, main-main dengan solat, cepat-cepat keluar dari masjid setelah solat subuh, berpagi-pagi berangkat kepasar, lambat pulang dari pasar, membeli rontokan makanan dari orang-orang melarat, meminta dan berdoa tentang hal-hal yang jelek kepada anak, membiarkan bejana terbuka, memadamkan lampu dengan napas/tiupan, semua itu adalah mewarisi kemelaratan.

 

 

 

 

Telah bersaba Rasulullah saw, mintalah agar rizki itu datang dengan cara bersadakah, dan berpagi itu adalah barokah, akan menambah pada seluruh ni’mat, khususnya tentang rizki.

Tulisan yang baik adalah kunci rizki, berwajah cerah ceria, kata-kata yang baik menambah rizki.

 

Dari Al-hasan bin Ali mudah-mudahan Allah swt, meredainya menyapu emper rumah dan membasuh bejana bisa mendatang kan kekaya’an, dan sebab yang kuat dan dapat mendatangkan rizki, adalah mendirikan solat dengan mengagungkan Allah swt, dan khusu’ melaksanakan seluruh rukun solat dengan baik, dan seluruh yang wajib serta  sunat-sunat nya, adab-adab solat, solat duha, pada yang demikian itu dikenal dan mashur, membaca surat Alwaqi’ah khususnya di waktu malam sa’at mau tidur, membaca surat Al-Muluk, Al-muzammil, wallaili Iza Yagsya, Alam Nasrah laka, menghadiri Masjid sebelum Azan, selalu dalam bersuci, melaksanakan sunat subuh, witir di rumah, tidak berbicara tentang urusan dunia setelah witir, jangan terlalu banyak duduk dengan perempuan kecuali pada sa’at ada keperluar, jangan berbicara dengan pembicara’an yang sia-sia dan tidak ada mampa’at nya dalam urusan agama maupun dunia.

 

Dikatakan siapa saja yang menyibuk kan diri dengan hal-hal yang tidak ada mamfa’at nya. Berkata Buzrujumhir, bila kamu meliat orang yang banyak bicara yakin saja bahwa dia adalah orang gila.

 

 

Berkata Ali Mudah-mudahan Allah meredai nya sepakat aku dengan makna dari pada kalimat ini dengan sebuah sair, bila sampurna akal seseorang sedikit lah berbicara.  Yakinlah dengan kebodohan seseorang bilamana dia banyak berbicara, dan berkata yang lain nya berbicara adalah penghias, diam adalah keselamatan, bila kamu bertutur  maka jangan banyak bicara. Apa yang membuat kamu menyesal cuman sekali itu karena diam, tetapi kamu akan menyesal  berkali-kali karena banyak berbicara. Di antara hal-hal yang menambah rizki adalah dengan  membaca setiap hari setelah terbit fajar sampai waktu solat subuh, Maha Suci Allah Yang Maha Besar, Maha Suci Allah dengan segala puji kepadanya, aku minta ampun kepada Nya dan bertaubat kepada Nya, seratus kali, dan membaca Tiada Tuhan Kecuali Allah  Yang Maha Menguasai, Yang Maha Benar, Yang Maha Jelas. Dibaca setiap pagi dan sore seratus kali dan hendaklah membaca setelah subuh setiap hari, Segala puji Milik Allah. Maha Suci Allah Tiada Tuhan Kecuali Allah, tiga puluh tiga kali, dan setelah solat magrib, aku minta Ampun kepada Allah swt, tujuh puluh kali setelah solat subuh.  Memperbanyak membaca, Tiada daya dan upaya melainkan segala daya dan upaya dari Allah yang Maha tinggi dan Maha Agung.

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

 

  1. Kesimpulan

 

  1. Niat adalah inti segala sesuatu.
  2. karena penuntut ilmu itu tidak akan mendapatkan ilmu dan tidak bermamfa’at untuk nya kecuali dengan mengagungkan ilmu dan pemilik nya, menghormati guru dan memuliakan nya.
  3. Diantara cara menghormati guru adalah jangan berjalan di hadapan guru, jangan duduk di tempat duduknya guru, jangan lancang memulai pembicara’an didekat guru kecuali dengan izin nya, jangan banyak ngomong didekat guru, jangan menanyakan sesuatu ketika guru sedang lelah (yang dapat menimbulkan rasa bosan kepada guru), hendaklah menjaga waktu jangan mengetuk pintu (guru) tetapi hendaklah bersabar, dan menjauhi murka nya (guru) menjalankan perintahnya pada yang bukan ma’siat kepada Allah swt, karena tidak boleh ta’at kepada sesama mahluk kalau membawa ta’at kepada sang khalik.
  4. karena menuntut ilmu adalah persoalan besar dan lebih afdhal dari pada beberapa peperangan menurut pendapat kebanyakan ulama, dan apa hal yang sesuai dengan lelah, maka siapa yang bersabar atas yang demikian itu dia akan mendapatkan kelezatan ilmu melebihi seluruh kelezatan dunia.
  5. Pangkal kesuksesan dalam segala sesuatu adalah bersungguh-sungguh dan kemauan yang tinggi.
  6. Cerdas,Rakus dengan ilmu, Tabah ,Biaya ,Petunjuk sang guru dan Panjang waktu.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

  1. Etika menuntut ilmu Terjemah ta’lim muta’alim ma’na jawa pegon dan Indonesia, terj. Achmad Sunarto. Surabaya: Al- Miftah
  2. http://www.muslimedianews.com/2017/04/terjemah-kitab-talim-al-mutaallim-karya./ Al – zarnuji.htm.
  3. Sholeh, Ahmad. 2006. Pembelajaran kitab ta’lim muta’alim implikasinya dalam pembentukan ahklaq santri , Skripsi. Semarang: IAIN Walisongo.

 

Tinggalkan komentar